Paus Fransiskus Meninggal Dunia

Paus Fransiskus Meninggal Dunia

wartamoro.com, Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) sekira pukul 07.35 pagi waktu Vatikan.

Selama hayatnya, Paus sering diketahui sebagai orang yang menghargai rasa persatuan dalam kehidupan, mencakup aspek interaksi antara manusia dan teknologi.

Ia menyampaikannya demikian. Pope's Monthly Intentions (Niat Doa Bulanan Paus) yang diposting pada 1 April 2025, kurang lebih tiga minggu sebelum beliau meninggal dunia.

Topik yang dibahas saat itu berkisar seputar teknologi, yakni "Untuk Penggunaan Teknologi Terbaru" atau "Pengaplikasian Teknologi Baru".

Secara dasarnya, Kebutuhan Bulanan Paus adalah permintaan atau doa spesial yang diumandangkan oleh Paus Fransiskus tiap bulannya.

Ia menyampaikan doa tersebut sebagai komponen misi-nya untuk memimpin jemaah Katolik agar berdoa dan bertindak bersama demi kemanusiaan di dunia.

Dalam Niat Bulanan Majalah Papa Edisi April 2025, Paus menekankan pentingnya interaksi langsung dan fisik antara manusia daripada berkomunikasi melalui layar telepon seluler mereka.

"Sebab terdapat sesuatu yang tidak beres ketika kita lebih sering berkomunikasi melalui layar telepon genggam. Saat kita menghabiskan waktu memandangi layar tersebut, kita cenderung lupa tentang keberadaan orang-orang di sekeliling kita yang juga bernafas, tersenyum, dan bersedih hati," ungkap Paus dalam Siaran Bulanan Niat Paus untuk bulan April 2025 yang dipublikasikan pada saluran YouTube The Pope Video.

Sebenarnya Paus sangat berterima kasih dan memahami sepenuhnya bahwa teknologi adalah anugerah dari Tuhan serta hasil akhir dari kepintahan dan kerja keras manusia. Akan tetapi, dia menegaskan bahwa kita selaku manusia perlu menggunakan teknologi tersebut dengan bijaksana dan adil bagi semua orang.

"Pemanfaatan teknologi hendaknya dilakukan guna menghubungkan antar sesama manusia dan bukannya memisahkannya. Selain itu, teknologi harus digunakan untuk membantu mereka yang tengah berjuangan, para pasien, sampai individu dengan kekurangan," ungkap Paus.

Kemudian Paus mendoakan agar umat manusia dapat memanfaatkan teknologi terbaru dengan tepat, sehingga tidak akan mengurangi interaksi sosial antara manusia di waktu yang akan datang.

"Mari kita berdoa supaya pemakaian teknologi terbaru ini tidak meniadakan interaksi antar manusia, masih menjunjung tinggi kehormatan tiap individu, serta dapat mendukung kita dalam menyongsong tantangan pada masa kini," demikian penutupan Paus.

AI tidak bisa membatalkan kedalaman pemikiran manusia.

Di luar melalui Janji Bulanan dari Majalah Papa, Paus Fransiskus juga telah menyampaikan pandangannya mengenai isu teknologi pada berbagai kesempatan tertentu. Salah satunya adalah topik tentang kecerdasan buatan yang terakhir kali dibahas dengan teratur olehnya. (artificial intelligence/AI) .

Pada peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-58 tanggal 24 Januari 2024 kemarin, Paus menyebutkan bahwa AI tidak bisa mengambil alih kearifan manusia.

"Keberadaan bijak dalam hati manusia lah yang mampu menjamin komunikasi penuh kemanusiaan serta saling penghargaan; asisten inteligen bukanlah jawabannya di sini. Tanpa memiliki ciri-ciri tersebut, hidup bersama-sama dengan orang lain hanya akan terasa hampa dan tanpa arti," jelas Paus.

Pada perayaan Hari Perdamaian Sedunia yang ke-57 pada tanggal 1 Januari 2024 kemarin, Paus menyatakan pula bahwa penggunaan teknologi AI mesti senantiasa berdasarkan etika dan menghormati kemanusiaan, serta tidak boleh diposisikan sebagai saingan bagi manusia.

Dia pun pernah menyampaikan pandangannya tentang aspek negatif dari AI. Di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/ WEF) tahun 2025 yang diselenggarakan di Davos tanggal 20-24 Januari kemarin, Paus berpendapat bahwa AI bisa menimbulkan krisis kebenaran dalam ranah publik.

Ini berarti bahwa AI mungkin memperburuk penyebaran informasi palsu di dunia maya. Menurut paus, hal tersebut terjadi karena output yang dihasilkan AI sulit untuk dibedakan dengan hasil kerja manusia.

Pada tanggal 28 Januari 2025, Paus menandatangan surat bernama "Antiqua et Nova". Surat tersebut memperingatkan tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi AI lantaran kapabilitasnya dalam penyebaran informasi tidak benar serta ancamannya terhadap struktur sosial masyarakat.

Sebab dianggap dapat memiliki dampak merugikan bagi manusia, Paus mengatakan perlunya ada pengaturan tentang kecerdasan buatan (AI) agar digunakan dan dikembangkan dengan cara yang bertanggung jawab, serta untuk mencegah terjadinya kericuhan sosial di antara sesama manusia.

Ini dia yang beliau sampaikan dalam dokumen Antiqua et Nova tersebut dan juga saat Konferensi Tingkat Tertinggi (KTT) G7 yang digelar di Puglia, Italia tanggal 14 Juni 2024 silam. Paus Fransiskus merupakan Paus pertama yang turut hadir dalam kegiatan KTT G7 itu.

Dalam sambutannya, Paus menggarisbawahi bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak semata-mata merupakan suatu alat yang bersifat netral dan obyektif, tetapi juga dapat menjadi cermin dari nilai-nilai serta prasangka sang penciptanya.

"Maka dari itu, perlu adanya kebijakan politik atau aturan yang dapat menjamin bahwa AI di masa depan akan mengabdikan diri untuk kemaslahatan umat manusia serta tidak merugikan martabat manusia," ujar Paus seperti dilansir. KompasTekno dari Vatican, Selasa (22/4/2025).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama