Nasib Gaza Kini: Tempat Tak Bernyawa Setelah Serangan bom Israel Sebanyak 23 Kali

Nasib Gaza Kini: Tempat Tak Bernyawa Setelah Serangan bom Israel Sebanyak 23 Kali
wartamoro.com , Gaza tidak lagi menjadi tempat yang aman setelah konflik genosida di Jalur Gaza berulang.

Militer Israel sudah menghentikan penunjukan "zonasi kemanusiaan" di sekitar Jalur Gaza.

Peristiwa itu dimulai ketika mereka menghidupkan kembali perang genosida di wilayah tersebut, minggu lalu.

Sejak konflik bersenjata berulangkali meletus, daerah pantai Al-Mawasi di bagian selatan Gaza – sebelumnya dikelompokkan menjadi "zonasekuritis humanitarian" oleh Israel – sudah dilanda serangan bom setidaknya 23 kali dari tentara Israel.

"Zona aman" Al-Mawafi yang pertama kali diresmikan pada Mei tahun sebelumnya diserahkan oleh pasukan Israel ke masyarakat Palestina sampai gencatan senjata efektif dimulai pada Januari 2025.

Penduduk Palestina seringkali dianjurkan untuk mencari perlindungan di daerah itu.

Itu penting karena area tersebut sudah dijadikan zona bantuan manusiawi.

Namun, malahnya, daerah itu justru dilanda serangan bom berulang kali, padahal harusnya diberi status sebagai zona pelindung.

Pada tanggal 15 Januari, beberapa hari sebelum pernyataan gencatan senjata, tentara Israel mendistribusikan peta yang tidak mencakup Al-Mawasi sebagai area bebas dari serangan.

Israel telah melanjutkan tindakan tersebut sejak resminya konflik berlangsung kembali.

Israel sudah menerbitkan lebih dari 20 surat peringatan pengosongan sejak permusuhan kembali berlangsung.

Instruksi tersebut bersifat terbuka, tanpa menyebutkan batas akhir validitasnya.

Oleh karena itu, belum tentu bahwa para pengungsi Palestina bisa pulang ketika perang usai.

Mengacu pada laporan PBB, lebih dari 69 persen area tersebut sudah dinyatakan sebagai zona terlarang.

Peta yang dirilis oleh militer Israel cukup rumit untuk digunakan dalam navigasi dan cenderung berisi data yang bisa mengelirukan.

Pertamanya, terdapat permasalahan orientasi, maka dari itu Anda bisa mengakses peta yang tersedia di Twitter. Di sana, mereka telah memutar peta sehingga arah utara tak lagi berada di posisi atas.

"Terjadi beberapa kali dimana dia diperintahkan untuk kabur ke selatan, namun pada peta, arah tersebut menuju kiri atau barat," jelas Yakob Garb, seorang guru besar dari Universitas Ben Gurion di Israel.

Kedua, mereka menghalangi kemungkinan untuk memperluas tampilan peta secara keseluruhan. Apabila seseorang sedang mencari rumah atau jalur evakuasi, akan sangat susah untuk menentukan apakah lokasi tersebut termasuk dalam zona larangan.

"Ketiga, IDF menggunakannya OSM (OpenStreetMap, situs pemetaan bersifat bebas biaya), tanpa adanya pilihan untuk menggunakan peta dasar dari Google atau peta yang dilengkapi dengan gambar satelit," jelasnya.

Ribuan penduduk Palestina sudah bermigrasi ke wilayah Al-Mawasi semenjak konflik bersenjata kembali pecah.

Itu perlu diperhatikan karena lokasi tersebut sebelumnya dianggap cukup aman.

Akan tetapi, lokasi tersebut sudah dilanda bom setidaknya sebanyak 23 kali versi laporan PBB.

Kemarin Minggu, 37 penduduk Palestina meninggal dunia saat Israel melancarkan serangan bom terhadap tenda-tendang penampungan pengungsian di wilayah Al-Mawasi. Insiden tersebut memicu perambatan api dalam skala besar akibat dari ledakan itu.

Paling tidak 1.864 orang dari masyarakat Palestina sudah meninggal dunia sejak konflik bersenjata berlanjut mulai tanggal 18 Maret.

Setiap crossing di perbatasan menuju Gaza masih tertutup, serta arus bantuan ke area tersebut telah berhenti.

Rumah sakit di seluruh area itu menghadapi keruntuhan lengkap akibat keterbatasan suplai peralatan medis yang amat diperlukan, menjadikannya luar biasa sulit untuk menangani banyaknya warga Palestina cedera yang tiba di fasilitas kesehatan setiap harinya.

Sejak pemutakhiran dan peningkatan operasi militer terbaru di Gaza, Israel sudah menduduki setidaknya 50 persen dari area Jalur Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Benjamin Gantz, menyampaikan pekan kemarin bahwa Tel Aviv tidak berniat membiarkan kiriman bantuan humaniter manapun mencapai Jalur Gaza. Dia juga mengeraskan posisinya dengan menjelaskan bahwa upaya penghalangan ini merupakan "senjata penting" dalam strategi mereka untuk memberikan tekanan pada Hamas.

Menteri Pertahanan menyatakan beberapa hari lalu tentang penyerangan terhadap Jalur Morag yang baru dibentuk, di mana pasukan Israel sudah memecah kedaulatan antara Kota Rafah bagian selatan dan Khan Yunis.

Katz menambahkan pula bahwa tentara berencana untuk segera memperbesar operasi mereka ke wilayah Gaza. Dalam waktu 24 jam terakhir, setidaknya 39 individu sudah meninggal dunia di kawasan itu.

Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Periksa juga berita atau detail tambahan di Facebook , Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama