Menperin: LG Keluar dari Proyek Baterai EV, Perusahaan China Huayou Siap Mengambil Alihanya

Menperin: LG Keluar dari Proyek Baterai EV, Perusahaan China Huayou Siap Mengambil Alihanya

wartamoro.com, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa meskipun LG Energy Solution telah menarik diri dari investasi proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah berarti karena akan ada mitra investor baru asal Tiongkok yang akan mengambil alih, yaitu Huayou.

Perlu dicatat bahwa perusahaan dengan kantor pusat di Tongxiang Zhejiang aktif dalam bidang riset, pengembangan, dan produksi material baterai lithium-ion serta material kobalt. Produk-produk ini umumnya dipergunakan untuk elektronik sampai kendaraan listrik.

"Dalam suatu konsorsium bisnis atau projek berskala besar, pergantian pemodal adalah hal biasa. Hal ini tak mempengaruhi tujuan progam pengembangan Kendaraan Listrik (EV) di Indonesia. Proses percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik di tanah air masih melaju seperti direncanakan serta mencapai sasarannya, apalagi beberapa pihak telah mulai produksi," ungkap Agus dalam rilis formalnya di Jakarta, Kamis (24/04).

Kemensetneg menambahkan bahwa mereka akan terus berkomitmen untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, yang mencakup pula upaya meningkatkan produksi baterai mobil listrik.

Dengan berjalannya program percepatan tersebut, jumlah kendaraan listrik di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat.

Di tahun 2024, jumlah seluruh kendaraan listrik di Indonesia telah mencapai angka 207 ribu unit, naik tajam sebanyak 78% dari tahun 2023 yang hanya tercatat 116 ribu unit.

"Kemajuan industri otomotif listrik di Indonesia kini terus berkembang, melebihi pertumbuhan sektor pasarnya. Ini pun ditunjang oleh beberapa keputusan penting dari pihak pemerintah seperti memastikan kelancaran bisnis, merumuskan jalur waktu pelaksanaan, serta meningkatkan persentase komponen lokal," ujarnya.

Kementerian Perindustrian bertujuan bahwa pada tahun 2030 nanti, industri otomotif lokal bisa menghasilkan 9 juta unit sepeda motor bermotor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit kendaraan bermotor listrik seperti mobil dan bus.

Tujuan tersebut ditargetkan untuk membantu mengurangi pemakaian bahan bakar fosil sekitar 21,65 juta barrel yang setara dengan penurunan emisi CO2 hingga 7,9 juta ton secara keseluruhan.

Berikutnya, sampai saat ini di tanah air telah terdapat 63 perusahaan yang menghasilkan sepeda motor listrik beroda dua dan tiga. Total kapasitas produksinya mencapai 2,28 juta unit setiap tahunnya, serta keseluruhan invesitasi yang ditanam adalah sekitar Rp 1,13 triliun.

Selanjutnya, ada 9 pabrikan kendaraan listrik yang memiliki total kapasitas produksi mencapai 70.060 unit setiap tahun, dengan nilai investasi senilai Rp4,12 triliun.

Terdapat juga tujuh perusahaan yang menghasilkan bus listrik, dengan kemampuan produksi mencapai 3.100 unit setiap tahun serta total invesasi senilai Rp0,38 triliun.

"Oleh karena itu, total invesasi tersebut mencapai 5,63 triliun rupiah. Inilah yang harus kita pelihara dengan baik, mengingat dampak berganda yang akan dibawanya terhadap ekonomi kita, seperti pertumbuhan lapangan pekerjaan di Indonesia," papar Agus.

Pada saat ini, telah terdapat dua perusahaan yang menghasilkan baterai untuk kendaraan listrik, yakni PT Industri Ion Energisindo dengan kemampuan produksi mencapai 10.000 unit baterai setiap tahunnya dan modal awal senilai Rp 18 miliar, serta PT Energi Selalu Baru yang dapat memroduksi hingga 12.000 unit baterai pertahun dengan dana investasi sekitar Rp 15 miliar.

Pada saat bersamaan, ada dua perusahaan baterai sel untuk kendaraan listrik: PT HLI Green Power, sebuah konsorsium antara grup Hyundai dan LG sebagai pembuat sel baterai. Dengan kapasitas awal sebesar 10 GWh dan jumlah investasi keseluruhan senilai USD1,1 miliar.

Industri sel baterai ini berencana menyediakan antara 150.000 sampai 170.000 unit kendaraan bermotor listrik lewat PT Hyundai Energy Indonesia sebagai produsen paket baterai yang mampu menghasilkan hingga 120 ribu pack baterai untuk kendaraan bermotor listrik dengan nilai investasi keseluruhan senilai Rp 674 miliar.

Kedua, PT International Chemical Industry mempunyai kapasitas produksi hingga 100 GWh setiap tahunnya (ekivalen dengan 9 juta sel), sementara tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi total 256 GWh tiap tahunnya (sama dengan 25 juta sel).

Di samping PT Hyundai Energy Indonesia, ada 1 pabrikan lainnya. baterai pack Lain adalah PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia yang berinvestasi lebih dari US$ 8,7 juta dan mampu memproduksi hingga 17.952 unit setiap tahunnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama