Menjelajahi 7 Sistem Skor Unik dalam Sejarah MotoGP

Menjelajahi 7 Sistem Skor Unik dalam Sejarah MotoGP

wartamoro.com, Kejuaraan dunia MotoGP dimenangkan dengan cara mengumpulkan poin terbanyak. Akumulasi poin dari setiap serinya akan dihitung di papan klasemen sementara. Pembalap yang getol finis di posisi terbaiklah yang punya kans tinggi memuncaki klasemen akhir dan merengkuh gelar.

Sistem poin MotoGP terus berevolusi. Maklum saja, perlombaan Grand Prix telah dimulai sejak tahun 1949 silam. Setiap ada perubahan dalam format kejuaraan, sistem poin pun disesuaikan. Di usia MotoGP yang menginjak 77 tahun, setidaknya ada 7 sistem poin yang pernah digunakan. Apa saja? Berikut ini ulasannya!

1. Sistem poin perpaduan sprint dan main race era 2023 hingga sekarang

Sejak 2023, MotoGP memperkenalkan format balap sprint. Dengan begitu, dalam pekan balap terdapat dua balapan. Untuk balapan utama, poinnya diberikan kepada pembalap yang finis 15 besar. Sementara itu, poin sprint hanya diberikan untuk pembalap yang finis sembilan besar.

Berikut ini sistem penghitungan poin yang berlaku sekarang:

  • P1: 25 poin ( main race ), 12 poin (sprint);
  • P2: 20 poin ( main race ), 9 poin (sprint);
  • P3: 16 poin ( main race ), 7 poin (sprint);
  • P4: 13 poin ( main race ), 6 poin (sprint);
  • P5: 11 poin ( main race ), 5 poin (sprint);
  • P6: 10 poin ( main race ), 4 poin (sprint);
  • P7: 9 poin ( main race ), 3 poin (sprint);
  • P8: 8 poin ( main race ), 2 poin (sprint);
  • P9: 7 poin ( main race ), 1 poin (sprint);
  • P10: 6 poin ( main race );
  • P11: 5 poin ( main race );
  • P12: 4 poin ( main race );
  • P13: 3 poin ( main race );
  • P14: 2 poin ( main race ); dan
  • P15: 1 poin ( main race ).

2. Sistem poin yang berlaku pada periode 1993—2022

Sebelum adanya sprint, sistem poin yang berlaku sudah ada sejak 1993. Sistem ini bertahan paling lama, yakni selama 30 tahun. Pembalap yang mendapat poin adalah yang finis 15 besar.

Berikut ini sistem poin yang berlaku pada periode 1993—2022:

  • P1: 25 poin;
  • P2: 20 poin;
  • P3: 16 poin;
  • P4: 13 poin;
  • P5: 11 poin;
  • P6: 10 poin;
  • P7: 9 poin;
  • P8: 8 poin;
  • P9: 7 poin;
  • P10: 6 poin;
  • P11: 5 poin;
  • P12: 4 poin;
  • P13: 3 poin;
  • P14: 2 poin; dan
  • P15: 1 poin.

3. Sistem poin yang berlaku hanya semusim pada 1992

Pada 1992, MotoGP hanya memberikan poin kepada pembalap yang finis sepuluh besar. Pemenang mendapatkan 20 poin. Namun, sistem poin ini hanya berlaku setahun.

Berikut adalah skema poin yang diberlakukan mulai tahun 1992:

  • P1: 20 poin;
  • P2: 15 poin;
  • P3: 12 poin;
  • P4: 10 poin;
  • P5: 8 poin;
  • P6: 6 poin;
  • P7: 4 poin;
  • P8: 3 poin;
  • P9: 2 poin; dan
  • P10: 1 poin.

4. Skema poin bagi pembalap yang menyelesaikan balapan di posisi 15 terdepan diluncurkan pertamanya antara tahun 1988 hingga 1991.

Tahun 1988, MotoGP memulai praktik memberikan poin kepada para pembalap yang berfinish di posisi 15 terdepan. Juara saat itu menerima 20 poin. Format skor ini tetap dipakai sampai akhir musim 1991.

Berikut adalah skema poin yang digunakan dari tahun 1988 hingga 1991:

  • P1: 20 poin;
  • P2: 17 poin;
  • P3: 15 poin;
  • P4: 13 poin;
  • P5: 11 poin;
  • P6: 10 poin;
  • P7: 9 poin;
  • P8: 8 poin;
  • P9: 7 poin;
  • P10: 6 poin;
  • P11: 5 poin;
  • P12: 4 poin;
  • P13: 3 poin;
  • P14: 2 poin; dan
  • P15: 1 poin.

5. Dalam rentang tahun 1969 hingga 1987, skor hanya diberikan kepada yang menempati posisi sepuluh besar saja.

Pada tahun 1969, MotoGP menghadiahkan poin kepada para pebalap yang finish di posisi sepuluh terdepan. Juara mendapat 15 poin. Skema ini bertahan hampir dua puluh tahun.

Berikut adalah skema poin yang diberlakukan selama masa 1969 sampai 1987:

  • P1: 15 poin;
  • P2: 12 poin;
  • P3: 10 poin;
  • P4: 8 poin;
  • P5: 6 poin;
  • P6: 5 poin;
  • P7: 4 poin;
  • P8: 3 poin;
  • P9: 2 poin; dan
  • P10: 1 poin.

6. Dalam rentang tahun 1950 hingga 1968, cuma ada enam pembalap di posisi teratas yang berhasil mendapatkan poin.

Selama dua puluh tahun pertama penyelenggaraan lomba Grand Prix, jumlah peserta di kelas utama tidak serumah dengan saat ini. Oleh karena itu, hanya mereka yang finish di posisi keenam terdepan saja yang menerima poin. Juara dalam setiap perlombaan akan memperoleh delapan poin.

Berikut adalah skema poin yang digunakan selama masa 1950 sampai 1968:

  • P1: 8 poin;
  • P2: 6 poin;
  • P3: 4 poin;
  • P4: 3 poin;
  • P5: 2 poin;
  • P6: 1 poin.

7. Skor untuk musim 1949 hanya dihitung bagi lima pemain tersebut.

Pada awal debut MotoGP di tahun 1949, hanya lima pemimpin tertinggi saja yang berhasil mencetak poin. Juara mendapatkan skor sepuluh poin. Sedangkan untuk pebalap yang mampu menyelesaikan lap dengan waktu tercepat selama perlombaan ( fastest race lap ) menerima penambahan 1 poin.

Berikut adalah skema poin yang digunakan di musim pertama tahun 1949:

  • P1: 10 poin;
  • P2: 8 poin;
  • P3: 7 poin;
  • P4: 6 poin;
  • P5: 5 poin.

Sebagai perlombaan yang sudah dihelat sejak 1949, MotoGP punya sejarah panjang. Sistem penghitungan poinnya pun berubah sesuai keadaan di lintasan. Dengan sistem terbaru yang menghitung poin sprint, pembalap makin punya banyak kesempatan mengemas poin tertinggi.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama