Kapan dan Di Mana Dolar Pertama kali Lahir? Menjelajahi Sejarah Mata Uang Amerika!

wartamoro.com, Dolar Amerika Serikat adalah salah satu jenis mata uang global yang paling familiar. Tapi tahukah Anda tentang sejarahnya? Saat ini, dolar AS merujuk pada lembaran uang berwarna hijau yang dikenal sebagai catatan Bank Sentral Federal. Akan tetapi, versi awal dolar tak dibuat dari bahan tersebut. Justru para Pendiri Bangsa (Founding Fathers) awalnya agak skeptis terhadap penggunaan uang kertas. Walau begitu, mereka akhirnya memilih menggunakan uang semacam itu demi kemudahan dalam transaksi seperti pinjaman-hutang serta pembayaran pajak.

Pada tahun 1794, dolar pertama kali dicetak. Uang tersebut diciptakan untuk mengimplementasikan sistem monetari yang didasarkan pada logam perak dalam bentuk koin, dirancang sebagai tanggapan atas inflasi yang menjangkiti Tiga Belas Koloni sebelum dan saat Perang Revolusi Amerika Serikat. Ketigabelas koloni ini merupakan serangkaian permukiman Britania Raya di benua utara Amerika yang akhirnya berkembang menjadi Negara Bagian-negara bagian dari Amerika Serikat.

Pertama-tama, ini menjadi titik awal bagi munculnya mata uang bernilai dollar dari Amerika Serikat. Seiring waktu, sistem tersebut melewati serangkaian pembaruan serta transformasi yang signifikan hingga akhirnya berkembang ke dalam bentuk sistem moneternya saat ini yaitu moneter fiat mulai tahun 1971. Untuk Anda para pembaca yang ingin tahu lebih lanjut, kami akan menjelajahi beberapa informasi unik seputar kelahiran dolar AS pertamanya.

1. Uang telah digunakan sejak sebelum terjadinya Revolusi Amerika

Kapan dan Di Mana Dolar Pertama kali Lahir? Menjelajahi Sejarah Mata Uang Amerika!

Uang dolar pertama diciptakan jauh sebelum Peristiwa Kemerdekaan Amerika Serikat. Di masa itu, mata uang menjadi suatu hal yang cukup kompleks untuk dikelola di ke-13 koloni karena ketersediaannya terbatas. Demikian dikutip. Bank Federal Philadelphia Pemukim Inggris pertama sering melakukan barter atau memakai wampum, yakni manik-manik dari kerang yang menjadi bentuk mata uang bagi suku-suku pribumi di Amerika Utara.

Undang-undang Inggris melarang koloni-koloni itu mencetak uang mereka sendiri. Oleh karena itu, penduduk asli Britania di Amerika mengeluarkan wesel kredit (jaminan pembayaran) atau kontrak untuk melakukan pembayaran pada waktu tertentu di kemudian hari. Tetapi serupa dengan sebagian besar bentuk uang kertas lainnya, wesel-wesel kolonial yang belum diseragamkan ini terkena dampak inflasi akibat pencetakan secara berlebihan.

Massachusetts menjadi negara bagian AS pertama yang menerbitkan uang lokalnya sendiri dan melawan larangan Inggris tentang hal itu. Uang jenis ini berupa koin shilling dengan gambar pohon pinus bertanggal 1652, meskipun sesungguhnya dibuat pada waktu lain. Meski demikian, tipe mata uang ini tak pernah begitu diminati oleh publik.

Di sisi lain, para pedagang Koloni Britania Raya yang menjalin hubungan bisnis dengan koloni Spanyol dan Portugal di Amerika Latin dan Karibia membawa masuk dolar Spanyol yang diproduksi dengan metode penggilingan. Koin-koin tersebut dicetak menggunakan mesin yang terletak di Meksiko lalu didistribusikan ke seantero benua melalui jaringan perdagangan kolonisasi.

Proses penggilingan logam koin ini menghasilkan tepian bergelombang pada koin (seperti halnya mata uang AS saat ini). Fitur ini juga membantu dalam mendeteksi kerusakan atau keaslian koin lebih mudah. Akan tetapi, dolar Spanyol ternyata kurang mencukupi untuk menutup biaya perang yang besar. Oleh karena itu, setelah pecah Perang Revolusi Amerika Serikat tahun 1775, Kongres Kontinental terpaksa mencari solusi alternatif guna membiayai konflik militer tersebut.

2. Kemunculan Mata Uang Kongres Kontinental

Pada tahun 1775, pecahlah Pertempuran Lexington dan Concord yang menandai awal Revolusi Amerika. Setahun kemudian, Kongres Kontinental merilis Deklarasi Kemerdekaan, menyatakan kelahiran bangsa baru dengan nama Amerika Serikot. Walaupun revolusi ini bermula di tahun 1775, negeri tersebut tetap harus bertarung selama delapan tahun lamanya agar mendapatkan pengesahan dari Britania Raya melalui Perjanjian Paris pada tahun 1783.

Perubahan besar, sama seperti sebagian besar konflik militer lainnya, mengharuskan adanya alokasi dana yang signifikan. Karena itu, Kongres Kontinental berpindah menggunakan cara pendanaan tradisional dengan mencetak lembar-lembar kredit atau biasa disebut sebagai uang kertas. Akan tetapi, mereka berniat untuk mendapatkan aliran dana ini melalui pajak dari daerah-daerah otonom, kemudian menariknya dari sirkulasi ekonomi, serta merilis jenis mata uang baru.

Meskipun demikian, uang kertas tersebut dihadapkan dengan berbagai tantangan. Pertama-tama, kurang orang yang menyukainya sebab tak ada nilai intrinsik pada uang itu sendiri. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Massachusetts mengingatkan bahwa setiap individu yang melawan penggunaan UANG KONTINENTAL akan ditetapkan sebagai ancaman bagi negara. Tujuannya adalah untuk membuat publik mau menggunakan alat tukarnya. Selanjutnya, mata uang ini rentan terhadap pemalsuan. Terakhir, pihak provinsi juga belum pernah memberlakukan sistem pajak atas penduduk mereka.

Oleh karena itu, Kongres Kontinental mencetak uang baru tanpa mengurangi pendanaan sebelumnya. Tahun 1780, Kongres Kontinental nyaris gulung tikar. Uang Kontinental kehilangan nilai substansialnya. Kena inflasi ini membuat pihak pemerintah lokal harus campur tangan dengan melakukan kontrol harga serta langkah-langkah intervensi lain demi kelangsungan usaha perang tersebut.

3. Pendiri Negara melawan pencetakan mata uang kertas

Pada tahun 1783, Britania Raya pada akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika Serikat. Akan tetapi, tanggung jawab tidak berakhir hanya disitu saja. Sebaliknya, Amerika Serikat mempunyai moto yang bertuliskan E Pluribus Unum , motto ini memiliki makna, "dari berbagai macam menjadi tunggal." Yap , 13 wilayah negeri ini memiliki kepentingan yang terkadang bertabrakan satu sama lain.

Dalam berbagai diskusi terjadi pada tahun 1780-an, salah satunya adalah mengenai isu keuangan. Seperti yang dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri AS, negara tersebut dilanda hutang akibat pinjaman dari Prancis serta kewajiban-kewajiban lainnya. Tetapi untuk Para Pendiri Bangsa (Founding Fathers) Amerika Serikat, mencetak lebih banyak uang tidak dipandang sebagai solusi ideal.

George Washington, sang Presiden Pertama Amerika Serikat, menjadi tokoh utama dalam perlawanan terhadap penerbitan uang kertas. Pada sebuah surat ke Gubernur Rhode Island bernama Jabez Brown pada tahun 1787, George Washington menyebutkan bahaya dari aliran uang tersebut dapat merusak ekonomi perdagangan, mendiskriminasi orang-orang jujur, serta memberikan ruang bagi berbagai bentuk penipuan dan ketidakadilan. Meskipun ia tak melanjutkan pembicaraan ini secara detail, pengalaman masa lalu dengan Mata Uang Kontinen membuatnya memiliki perspektif tertentu tentang hal itu.

Surat-surat yang dikirim oleh Thomas Jefferson dengan jelas mencakup kritik George Washington tentang alat pembayaran berbentuk kertas. “Kertas hanyalah kemiskinan,” catat Thomas Jefferson dalam salah satu suratnya. Pada sebuah surat tahun 1788 kepada tokoh politik asal Virginia bernama Edward Carrington, Thomas Jefferson menyatakan bahwa instrumen keuangan bertipe ini sebenarnya bukanlah bentuk uang itu sendiri. Selain itu, ia menambahkan bahwa nilai dari jenis peredaran dana tersebut sangat rentan dan tak bisa diandalkan untuk transaksi finansial.

Seperti yang dijelaskan oleh Bank of England Kertas uang sebenarnya merupakan sebuah surat pernyataan hutang yang dapat ditukar dengan emas atau perak. Seperti dikemukakan oleh Thomas Jefferson, sistem ekonomi berbasis uang kertas cenderung mengalami kehancuran ketika menghadapi situasi-situasi sulit. Selain itu, Alexander Hamilton pun telah memberikan peringatan terkait masalah ini pada tahun 1783.

Alexander Hamilton menyebutkan bahwa uang kertas akan kehilangan nilainya saat produksinya ditingkatkan, sehingga berpotensi menjadikan pemerintahan dalam posisi memiliki hutang tak terbatas. Agar bisa mengatasinya, AS harus punya mata uang yang stabil. Akan tetapi, adanya perdebatan atas hal itu menjadi penghalang bagi pencapaian sasarannya karena dokumen Articles of Confederation telah disahkan.

4. Ketidakstabilan setelah diberlakukannya Artikel Konfederasi

Pada tahap permulaannya, Amerika Serikat menghadapi tantangan dalam menyusun dirinya sebagai satu entitas nasional. Pasca kemerdekaan mereka dari penjajahan Inggris melalui Perang Revolusi Amerika, negeri tersebut tunduk pada peraturan yang tertuang dalam Doktrin Konfederasi atau lebih dikenal dengan nama Articles of Confederation. National Constitution Center , Artikel Persekutuan membentuk persekutuan antara 13 negara bagian yang pada dasarnya bertindak seperti negara-negara bebas.

Tanpa adanya badan eksekutif, pemerintah legislatif hanya memiliki wewenang yang dibatasi dan berkisar pada urusan pertahanan kolektif. Selain itu, mereka tidak berhak untuk menetapkan atau mengumpulkan pajak sebelum mendapatkan izin dari entitas daerah yang mewakili mereka.

Konggres Amerika Serikat memegang otoritas untuk menghasilkan uang dan mendefinisikan nilai tersebut, seperti yang disebutkan dalam Pasal IX. Meskipun demikian, Pasal IX tidak melarang setiap negara bagian untuk menerbitkan alat tukar sah mereka sendiri bersamaan dengan pemerintahan sentral. Sebagai contoh, Massachusetts memiliki sertifikat dolar tersendiri mulai tahun 1780.

Akan tetapi, tidak seluruh moneter daerah bernilai setara. Oleh karenanya, transaksi di antar provinsi menjadi rumit. Lagipula, Amerika Serikat dalam posisi terlilit hutang besar ke Prancis dan beberapa negera Eropa lainnya lantaran mereka sudah mensubsidi Perang Kemerdekaan Amerika. Maka dari itu, diperlukanlah moneter nasional bagi AS guna membangun ekonomi yang efektif dan menyeluruh serta melunasi pinjaman tersebut.

5. Kongres Amerika Serikat memiliki wewenang untuk mengeluarkan mata uang pertama yang berfungsi sebagai alat pembayaran resmi di negara tersebut.

Agar dapat mengatasi ketidaksesuaian akibat Articles of Confederation, para tokoh pendirinya Amerika (Founding Fathers) bertemu pada musim panas tahun 1787 di Kota Philadelphia guna merancang suatu naskah baru yang bakal menjadi dasar yuridis bangsa ini. Produk dari pertemuan itu merupakan Konstitusi Amerika Serikat. Salah satu aspek penting dari dokumen tersebut terletak pada pembagian tugas dan wewenang secara rinci antara provinsi dengan pihak nasional atau federal.

Pemerintah federal memiliki kewajiban dalam hal pertahanan nasional serta melindungi hak-hak asasi fundamental, termasuk kebebasan berekspresi, beribadah, dan mengedarkan senjata. Selanjutnya, setiap hak dan tugas yang tak ditangani oleh pemerintah federal akan diserahkan kepada entitas negara bagian ataupun warga sesuai dengan Pasal Kesebelas. Hak-hak tertentu yang dikembalikan pada tingkat negara bagian mencakup kemampuan untuk mendesain dan memperoduksi mata uang lokal mereka sendiri.

Pasal I, Bagian 8 Konsitusi Amerika Serikat, seperti yang disebutkan Cornell Legal Information Institute Kongres Amerika Serikat memiliki wewenang untuk mencetak uang serta menentukan valernya. Di sisi lain, pasal 10 menyatakan bahwa negara bagian tidak boleh menerbitkan cek kredit (IOU) ataupun membuat mata uang mereka sendiri. Sedangkan kongres bisa mendistribusikan uang dalam bentuk koin emas dan perak sebagai metode transaksi resmi pada level pemerintah daerah yang sah.

Sebenarnya, para pendiri negara ini sangat bermusuhan dengan uang kertas. Oleh karena itu, mereka mendirikan sebuah tempat pencetak uang yang bertujuan untuk mengatur standar bagi mata uang Amerika Serikat, di mana nilai tersebut berdasarkan pada emas dan perak, bukannya menggunakan uang kertas dari pemerintahan.

6. Dikeluarkannya Undang-Undang Mata Uang Tahun 1792

Pada tanggal 21 Juni 1788, Konstitusi AS resmi menjadi undang-undang nasional sesudah New Hampshire melakukan ratifikasi, sehingga memberi Kongres AS kekuatan untuk mengimplementasikan aturan-aturannya. Meskipun demikian, sebab belum adanya pencetak uang dalam negeri, dolar Spanyol serta jenis-jenis koin asing lainnya tetap dipercaya sebagai metode transaksi utama di Amerika Serikat pada saat itu. Penting dicatat bahwa suatu negara bersifat berdaulat jika memiliki kemampuan menciptakan matauang sendiri. Baru lima tahun pasca proses ratifikasi konstitusi tersebut, Kongres AS secara akhirnya mendirikan desain awal bagi Perusahaan Cetak Uang Amerika Serikiat.

Undang-Undang Mata Uang tahun 1792 adalah sebuah aturan bersejarah yang kurang dikenal pada masa kini. Beberapa poin utama dalam dokumen ini termasuk penyiapan jenis-jenis koin untuk mata uang resmi Amerika Serikat, sebagian besar masih digunakan sampai akhir abad kedua puluh. Pasal sembilan menjelaskan bahwa penciptaan uang harus menghasilkan koin dari emas, perak, atau tembaga (berbeda dengan koin modern hari ini yang biasanya dibuat dari bahan dasar logam lainnya).

Diantaranya ada beberapa koin berikut ini yaitu eagle (10 dolar AS), half eagle (5 dolar AS), quarter eagle (2,50 dolar AS), half dollar , quarter dollar , dismes (sekarang dimes ), half disme ( nickel ), dan cent Setiap koin tersebut berisi emas, perak, atau tembaga dengan kadar tertentu menurut undang-undangnya. Tujuan dari hal itu adalah untuk mencegah kegiatan pemalsuan serta menjaga agar nilai tukar mata uang tidak anjlok. Keabsahan mata uang Amerika Serikat diperhitungkan sebagai sesuatu yang amat vital.

7. Apa itu dolar?

Nominal angka dan unit moneter kurang memiliki makna penting di kalangan masyarakat AS pada masa kini, sebab konsep dolar telah beralih. Apabila diminta menjelaskan soal dolar, kebanyakan warga Amerika kemungkinan besar menunjukkan lembar uang bernominal 1 dolar. Tetapi, jenis uang tersebut merupakan Federal Reserve Notes atau surat pengakuan utang dari bank sentral. Ini mengindikasikan bahwa uang bersifat sementara dan bukan permanen. Sebagaimana ungkapan Thomas Jefferson, uang hanyalah bayangan semata.

Beruntungnya, Undang-Undang Mata Uang tahun 1792 mengatur bahwa dolar adalah koin perak dengan isi sebesar 371 dan 4/16 gr (0,7734375 troy ons) perak murni, atau setara dengan 416 butir perak standar (-90% Ag,-10% Cu). Biasanya, kadar koin emas di sesuaikan berdasarkan standard dolar dari perak ini, yang tetap konstan dan secara teori masih valid sampai hari ini. Melalui aturan resmi ini, Kongres Amerika Serikat memiliki wewenang untuk meluncurkan pengadaan mata uang pertama bagi negera mereka sendiri; suatu simbol penting bagi bangsa yang telah sepenuhnya bebas dan mandiri.

8. Cetakan pertama dari koin mata uang nasional AS terbit

Menurut Bank Federal Reserv Atlanta , Kongres AS menugaskan pengukir bernama Robert Scot untuk mendesain dolar AS pertama pada 1794. Robert Scott, sesuai dengan peraturan federal, mengukir seekor elang di bagian belakang koin. Kongres AS bersikeras agar Robert Scot juga menambahkan karangan bunga, yang merupakan simbol kemenangan. Bagian depan koin menampilkan gambar Lady Liberty yang mengenakan "topi kebebasan."

Topi kebebasan adalah gabungan dari dua jenis penutup kepala yang tidak sama. Satu di antaranya adalah topi Frigia, yang digunakan di Yunani untuk melambangkan kemanusiaan yang bebas. Kemudian terdapat juga topi pileus, yang dipakai oleh para budak Romawi setelah memperoleh pembebasan mereka.

Hiasan kepala ini juga sangat dikenal di Amerika Serikat sebagai ikon dari Revolusi Amerika dan penentangan terhadap tirani kerajaan. Walaupun melambangkan kebebasan, Kongres AS memutuskan untuk menyingkirkan hiasan tersebut, yang kemudian membuat rambut Lady Liberty jatuh bebas di sekitar bahannya. Karena alasan itulah, koin tersebut mendapatkan sapaan Flowing Hair Dollar Atau mahkota rambut yang runtuh. Akan tetapi, tanggapan masyarakat terhadap koin itu cukup mengecewakan.

Karena koin-koin tersebut diproduksi tanpa menggunakan stempel yang tepat, mengingat alat pencetakan semestinya digunakan untuk membuat setengah dolar serta denominasi-deniarsi yang lebih rendah. Tidak hanya itu, bagian depan koin pun terdapat kerusakan pada cetakannya, sehingga wajah Lady Liberty kurang jelas dan kondisinya malah lebih parah dibandingkan gambar Elang di sisi belakang koin. Kondisi ini menyebabkan produksinya sangat sedikit yaitu hanya 1.758 koin saja, mayoritas diedarkan sebagai barang kolektor. Di tahun 1795, Kongres Amerika Serikat memutuskankoin tersebut harus ditarik dari pasaran.

9. Konversi dolar perak menjadi emas

AS mengalami tantangan dalam mendirikan sistem moneter selama 80 tahun awal eksistensinya. Biasanya, bahan mentah untuk membuat koin dikumpulkan dari bank, namun kadangkala stok tersebut kurang memadai. Walaupun demikian, penduduk biasa di Amerika Serikat sering menggunakan uang receh sebesar sepuluh atau dua puluh lima sen untuk aktivitas rutin mereka, meski jarang yang berbentuk koin emas.

Tahun 1857, US Mint, organ milik Departemen Keuangan Amerika Serikat yang memiliki tugas untuk mencetak uang logam, mengembangkan jaringan operasi mereka melalui pembukaan beberapa cabang di berbagai penjuru negeri tersebut. Akibatnya, distribusi mata uang recehan menjadi lebih lancar dan efisien. Sehingga hal itu cukup mampu menututi permintaan semua penduduk AS akan alat tukar alternatif ini.

Walaupun dolar perak masih populer, banyak negara di seluruh dunia telah bermigrasi menuju sistem standar emas. Undang-undang tentang Mata Uang yang disahkan pada tahun 1873 secara efektif mencabut status moneter dari perak. Meski demikian, hingga akhir abad ke-19, dolar perak tetap dicetak secara sporadis; namun, standarnya saat itu sudah bergantung pada emas daripada skema awal tahun 1792 tersebut. Akan tetapi, situasi ini tak bertahan lama ketika bank-bank serta pemerintah federal memulai proses penggantian koin emas murni mereka dengan uang kartal atau kertas.

10. Pencabutan Mata Uang Koin di AS

Di penghujung abad ke-19, berbagai perselisihan berkaitan dengan koin perak muncul. Meskipun begitu, koin tetap dibuat dari bahan bernilai tinggi, dan surat utang bisa diuangkan menjadi logam mulia. Akan tetapi, seluruh sistem tersebut mengalami perubahan besar-besaran tahun 1933 saat Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt meresmikan Peraturan Eksekutif No. 6102.

Menurut instruksi itu, penduduk Amerika diwajibkan untuk mengumpulkan koin serta sertifikat emas dengan menukarnya menjadi uang kertas Federated Reserve senilai $20,67 seperti yang tertera. Investopedia UUD Cadangan Emas selanjutnya memindahkan semua emas ke bawah kendali pemerintah Amerika Serikat. Ini dapat diartikan sebagai semacam perampokan atau penyitaan ilegal. Karena setelah semua emas terkumpul, harganya meningkat dari $20,67 menjadi $35. Akibatnya, orang-orang yang emasnya dirampasi merugi sebesar $15.

Tindakan yang dilakukan oleh Franklin Roosevelt ini menuai banyak keraguan, terutama berkaitan dengan dampak jangkanya yang negatif. Selanjutnya, memiliki emas pribadi senilai lebih dari seratus dolar AS tidak dibenarkan kecuali untuk tujuan komersial atau artistik, seperti koleksi koin unik. Pihak individu, perbankan, serta Departemen Keuangan Amerika Serikat juga dilarang mentransfer uang kertas Bank Sentral menjadi bentuk emas. Akibatnya, emas sudah tidak berfungsi sebagai alat tukar utama tetapi hanya bernilai sebagai barang dagangan biasa. Hal tersebut menandai penanaman paku pertama pada struktur sistem moneternya di Amerika Serikat.

11. Kemunculan Uang Fiat di AS

Walaupun koin emas dapat dileburkan dan dikonversi menjadi barungan, koin perak masih digunakan secara luas. Departemen Keuangan Amerika Serikat merilis sertifikat perak yang dapat ditukar dengan perak fisik, termasuk versi terakhirnya yang didasarkan pada Instruksi Eksekutif 11110 oleh Presiden John F Kennedy. Mata uang kertas 10 sen, 25 sen, serta setengah dolar tetap memuat sekitar 90% unsur perak. Akan tetapi, situasi tersebut berubah drastis pada tanggal 22 November 1963, saat Presiden John F Kennedy ditembak saat kunjungan resmi ke Dallas dan akhirnya meninggal. Dengan demikian, jabatan kepresidenan pun diserahterimakan kepada Wakil President Lyndon B. Johnson.

Tahun 1965, Lyndon Johnson menyetujui sebuah undang-undang tentang koin yang mencabut penggunaan perak dalam mata uang Amerika Serikat dan diganti dengan bahan utama lainnya, walaupun implementasinya memerlukan waktu bertahun-tahun. Tanpa adanya perak memberikan nilai lebih lagi, mata uang tersebut berpotensi direndahkan (penurunan nilainya yang disengajakan). Saat ini, nilai dolar tergantung sepenuhnya pada ikatan lemahnya dengan emas.

Selanjutnya, di tahun 1971, walaupun Kongres AS sudah melarang pertukaran emas sejak 1934, tampaknya masih ada kemungkinan bagi negara-negara lain yang menyimpan dolar dalam cadangan mereka untuk menukar kembali menjadi emas. Hal ini dapat membahayakan stok emas Amerika karena potensi pengeluaran emas tersebut. Oleh karena itu, Presiden Richard Nixon bergerak cepat dan menolak menggunakan sistem emas, sehingga secara resmi mengakhirkan opsi penukaran dolar dengan emas.

Dolar merupakan mata uang fiat (bentuk pembayaran resmi dalam bentuk kertas yang tak dapat ditukar dengan logam mulia) yang disokong oleh kebijakan pemerintahan serta hubungan pinjam-meminjam. Karena itu, dolar rentan mengalami penurunan nilai melalui proses cetak ulang. Adat budaya penggunaan batangan emas dari Amerika yang populer ini bermula tahun 1794 bersamaan dengan munculnya dolar tersebut. Flowing Hair Meskipun telah usai, sepertinya kekhawatan utama para Bapak Pendirian Amerika Serikat akhirnya jadi kenyataan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama