Huayou Siap Ambil Alih Proyek Baterai RI Usai Kehilangan LG

Huayou Siap Ambil Alih Proyek Baterai RI Usai Kehilangan LG

wartamoro.com,  Kementerian Investasi dan Pengolahan Industri/Badan Koordinator Penanaman Modal ( BKPM Menyinggung Zhejiang Huayou Cobalt Co., akan menjadi penyumbang utama dalam investasi untuk proyek baterai berbasis nikel yang terintegrasi di Indonesia sesudah itu. LG Solution hengkang.

Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosan P Roeslani mengatakan bahwa Huayou akan melakukan investasi kurang lebih senilai US$8,6 miliar atau setara dengan Rp145,2 triliun.

"Investasinya pasti sebesar US$8,6 miliar," ujar Rosan ketika diwawancara usai acara Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, pada hari Kamis tanggal 24 April 2025.

Terpisah, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan bahwa jumlah investasi sebesar US$9,8 miliar untuk proyek baterai tersebut dibagi menjadi empat kemitraan usaha bersama.

Kolaborasi usaha itu mencakup investasi dalam pertambangan hulu, pemurnian HPAL, pabrik precursor atau katod, serta pabrik sel baterai. Pada saat ini, salah satu dari keempat kolaborasi usaha tersebut telah beroperasi yakni proyek sel baterai PT Hyundai LG Indonesia (HLI), yang memiliki nilai investasi antara US$1,1 miliar sampai US$1,2 miliar.

Nah angka tersebut yaitu AS$9,8 miliar adalah perkiraan investasi total untuk seluruh sistem baterai. Di antara jumlah ini, kisaran US$1,1 sampai US$1,2 miliar telah direalisasikan melalui proyek sel baterai HLI.

HLI sendiri adalah pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik hasil kerjasama antara konsorsium LG ES dengan Hyundai Motor Group. Pembukaannya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo, pada hari Rabu tanggal 3 Juli 2024. Ini menjadi pabrikan baterai pertama dan terbesarnya di wilayah Asia Tenggara.

Dengan realisasi investasi yang ada saat ini, Nurul mengatakan bahwa masih dibutuhkannya dana investasi kurang lebih US$8,6 sampai 8,7 miliar guna penyelesaian seluruh projek tersebut.

Nurul menjelaskan bahwa Huayou berencana untuk melengkapi kekurangan investasi pada proyek baterai yang sebelumnya ditinggalkan LG.

Namun, menurut Nurul, Huayou tidak akan beroperasi sendirian. Mereka akan berkolaborasi dengan mitra-mitra lain yang saat ini masih dalam negosiasi.

"Tetapi yang pasti, Huayou akan memiliki dampak signifikan pada hampir seluruh bagian dari ekosistem ini," katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa perusahaan asal China bernama Huayou akan mengambil alih posisi LG Energy Solution pada proyek baterai yang menggunakan nikel secara terpadu mulai dari tahap awal sampai akhir di Indonesia.

Maka dari itu, ia menjamin bahwa investasi dalam proyek mobil listrik (EV) yang bernilai US$9,8 miliar atau kira-kira Rp142 triliun akan terus berlanjut seperti direncanakan.

Pria yang pernah menjadi Ketua Umum HIPMI tersebut mengatakan bahwa proyek ini meliputi pengembangan rangkaian suplai baterai mobil listrik dengan cara yang terpadu, berawal dari pertambangan sampai pembuatan baterainya.

Sebagai bagian dari janji investasinya, pada tanggal 3 Juli 2024, Presiden ketujuh yaitu Joko Widodo (Jokowi), melakukan peresmian pabrik sel baterai kendaraan listerik (EV) pertama di Indonesia yang terletak di Karawang, Jawa Barat.

Faktor ini merupakan produk kolaborasi bersama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution lewat PT HLI Green Power dan sudah mulai berproduksi dengan daya terpasang mencapai 10 Gigawatt jam (GWh) per tahunnya.

Bahlil juga menyatakan bahwa secara umum proyek tersebut tidak mengalami perubahan signifikan. Yang berubah hanyalah kemitraan investor dalam susunan badan usaha bersama (JB).

"Dalam konsepnya, struktur besar paket proyek tersebut tak mengalami perubahan apa pun. Rencana infrastrukturnya serta agenda produksinya masih sejalan dengan jalur awal. Hanya saja, pergantian terjadi pada para pemegang saham, dimana LG memilih untuk mundur dari partisipasinya dalam Joint Venture 1, 2, dan 3 baru, lalu diganti oleh mitra strategis asal China bernama Huayou, bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara kita," papar Bhalil lewat rilis resmi, Rabu (23/4/2025).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama