Dari Kesedihan ke Penemuan Ajaib: Alat Sihir Mengubah Sampah menjadi Bahan Bakar alternatif

Dari Kesedihan ke Penemuan Ajaib: Alat Sihir Mengubah Sampah menjadi Bahan Bakar alternatif

wartamoro.com , Terpanggil oleh masalah penumpukan tersebut, sampah plastik Dari atas sungai menuju muara, Rohmat yang merupakan penduduk di Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah berhasil membuat peralatan untuk mengolah sampah dengan cara dia sendiri.

Perangkat itu dibuat menggunakan drum besi bekas yang diolah menjadi alat pengubah plastik ke dalam bentuk cairan. minyak berwarna hijau kehitaman.

Minyak yang dihasilkan dari penyulingan tersebut mirip dengan cairan pembakaran berbahan dasar minyak ( BBM ), memiliki aroma seperti tiner dan sangat mudah terbakar.

Rohmat, yang bertindak sebagai Staf Trantib di Kecamatan Gunungpati, mendapat sambutan hangat dari Plt Camat Gunungpati Al Frida Very Sanavel. Mereka berdua sejalan sehingga Rohmat berhasil membuat peralatan untuk mengolah sampah tersebut.

Menurut Rohmat, ide tersebut timbul dari keprihatinan terhadap polusi lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah plastik ke sungai dan pada akhirnya mencapai lautan. Kota Semarang .

"Kita sedih melihat lautan-laut tersebut kini dipenuhi dengan tumpukan plastik, seperti halnya di Pantai Marina. Faktanya, banyak limbah dibuang ke sungai-sungai. Hal ini sangat berbahaya," ungkap Rohmat ketika mengubah sampah plastik menjadi minyak di Kantor Kecamatan Gunungpati pada hari Kamis (24/4).

Alih-alih sekadar mentransfer limbah ke TPA Jatibarang Rohmat dan tim memutuskan untuk merancang alat produksi mereka sendiri. Menggunakan material yang tersedia, mereka belajar secara otodidak dan tetap melanjutkan proses peningkatan walaupun hasilnya belum benar-benar sempurna.

"We made our own tools. We learned together; shortcomings and troubles were definitely present. However, we aim for waste issues to be handled optimally, not just moved from homes to the Jatibarang landfill," he said.

Perangkat ini berfungsi dengan menerapkan konsep tersebut. destilasi , yaitu penghangatan plastik di dalam ruangan yang terkunci dan bebas dari oksigen. Gas yang dihasilkan dari proses ini kemudian dibiarkan melewati tabung pendingin sampai akhirnya menyatu menjadi butiran cairan minyak.

Akan tetapi, keefektifan peralatan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi bahan mentahnya. Plastik yang bersih dan kering akan memberikan hasil minyak yang lebih berkualitas, sementara itu plastik yang kotor – seperti wadah rempah-rempah dari masakan rumah – cenderung memiliki kontaminasi zat tersier yang cukup tinggi.

"Kondisi ideal adalah ketika plastik sudah kering dan bersih. Hal ini tentunya akan mendapatkan hasil yang baik," jelas Rohmat, seorangaktivis lingkungan seperti dikutip dari sumber tersebut.

Dia mengatakan bahwa proses pengolahannya dapat membutuhkan waktu sampai empat jam, dan hingga saat ini, hasil residu dari pembakaran telah terkumpul, bukan dibuang secara acak.

"Dalam proses selanjutnya, sampah dapat diproses menjadi berbagai produk sepertiصند paving block " ujar Rohmat yang sekaligus adalah seniman itu.

Sementara itu, Plt Camat Gunungpati Al Frida menunjukkan kesetujuannya dengan adanya inovasi dari bawahannya itu.

Menurut dia, Rohmat yang merupakan tenaga berpengalaman tidak hanya mengusulkan ide, melainkan juga dapat mengeksekusi konsep teknikal dengan langsung.

"Frida mengatakan bahwa beliau adalah seorang pecinta alam yang handal dalam mendesain dan membangun peralatan sendiri. Dia hanya membantu sedikit saja," tutur Frida.

Frida mengatakan bahwa perangkat ini dirancang dari awal dan merupakan tahap pertama dalam usaha penurunan limbah plastik di Gunungpati.

Tindakan tersebut memacu keterlibatan semua pegawai negeri sipil (PNS) dan bukan PNS di Kecamatan Gunungpati agar membawa sampah plastik dari rumah setiap Senin pada waktu apel.

Sampai saat ini, peralatan tersebut belum menjalani tes laboratorium dan masih kurang sistem untuk menimbang hasil minyak. Tetapi, hal itu tak menyurutkan antusiasme mereka.

"Fokus utamanya bukan pada penjualan minyak tersebut, kita masih perlu banyak usaha lagi. Hal yang terpenting adalah memperkecil limbah plastik," ungkap Frida.

Dia menyebutkan bahwa program tersebut akan diajukan untuk memperoleh dana CSR dari Bappeda Kota Semarang sehingga dapat dikembangkan di semua kelurahan yang ada di Kecamatan Gunungpati.

Frida berharap penanganan seperti ini dapat menjadi jawaban nyata untuk memperkecil beban TPA Jatibarang yang kian hari semakin padat.

"Bila tidak dikecilkan, TPA Jatibarang tak akan sanggup menampung limbah dari semua penduduk Kota Semarang. Oleh karena itu, perlu dikurangi mulai saat ini," katanya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama