Apple Sudah Beli Lahan di Batam, BKPM Pastikan Pabrik AirTag Tetap Dibangun

Apple Sudah Beli Lahan di Batam, BKPM Pastikan Pabrik AirTag Tetap Dibangun

wartamoro.com, Apple dikonfirmasi akan terus maju dengan rencananya untuk membangun pabrik AirTag di Batam walaupun AS bersiap mengenakan tarif balasan kepada Indonesia.

Kementerian Investasi dan Pengolahan Industri/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa tekad Apple dalam berinvestasi di Indonesia tetap kokoh.

"InshaAllah akan tetap berlangsung," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan ketika ditemui di Jakarta, Rabu (24/4).

Menurut dia, Apple telah mengakuisisi sebidang tanah untuk tempat pabrik di Batam, yang menunjukkan komitmennya sebagai sebuah korporasi dari Amerika Serikat. "Jelaslah jika mereka sudah memiliki tanah, tentu saja tak ada alasan bagi mereka untuk tidak melakukan investasi," ujarnya.

Namun demikian, Nurul mengerti bahwa implementasi kebijakan tariff balasan di skala global dapat memberikan dampak terhadap performa bisnis-bisnis Amerika Serikat. Dia menegaskan bahwa agar tetap bersaing, perusahaan multinasional seperti Apple harus meningkatkan pangsa pasarnya serta proses produksinya di beberapa negara, termasuk juga Indonesia.

"Kalau dia berpikir market -Bukan hanya di AS tetapi juga di lokasi lain. Jika perlu membangun pabrik di AS membuatnya kurang bersaing di luar negeri, maka nilai globalnya tidak dapat diraih sebagai pemimpin dalam produk tersebut," katanya.

Negoisasi Tarif dengan AS

Pada saat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat sudah sepakat untuk menuntaskan perundingan tariff balasan dalam jangka waktu 60 hari.

“Indonesia dan AS setuju untuk mengakhiri negoisasi ini dalam jangka waktu 60 hari,” kata Airlangga saat memberi keterangan pers tentang “Kemajuan Terbaru Dalam Negosiaksi dan Diplomasi Perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat” di Washington DC, pada Jumat (18/4).

Mengikuti Airlangga, kedua pihak sudah setuju dengan rancangan pedoman perundingan yang meliputi kolaborasi dagang dan investasi, bahan mineral penting, serta kekuatan jaringan pasokan.

"Harapannya adalah dalam waktu 60 hari, kerangka ini dapat diwujudkan menjadi sebuah perjanjian yang nantinya akan disepakati oleh pihak Indonesia dan AS," ucapnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama