12 Fakta Unik tentang Paus Fransiskus

wartamoro.com, Paus Fransiskus dilahirkan di Argentina dengan nama Jorge Mario Bergoglio. Dia merupakan paus pertama dari Amerika Selatan serta paus pertama dalam Ordo Yesuit. Namanya diadaptasi dari Santo Fransiskus dari Assisi, seorang tokoh Katolik ternama yang dikenal karena pekerjaannya dalam bidang sosial dan bakti karitatif.

Pada Senin (21/4/2025), Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun. Menurut pengumuman dari Vatikan, sebelum kematiannya, beliau sempat menjalani masa sakit dengan menderita strok yang menyebabkan kondisi koma serta gangguan fungsi jantung. Kepulangannya ini membawa duka mendalam kepada umat Kristiani di berbagai penjuru dunia.

12 Fakta Unik tentang Paus Fransiskus

Saat dipilih menjadi pemegang Takhta Suci di tahun 2013, Paus Fransiskus dikenali karena kepribadian yang rendah hati serta down-to-earth. Dia juga digambarkan sebagai pribadi yang sangat sederhana, hal ini nampak jelas dari gaya busananya yang lebih sederhana dibandingkan para pendahulunya, seperti ditunjukkan papal athleisure .

Masa kepemimpinan Paus Fransiskus dapat dijuluki sebagai masa yang kaya akan perkembangan global, sebab ia telah menyaksikan beberapa insiden internasional signifikan. Dia bahkan sempat melakukan kunjungan ke Indonesia guna mempromosikan perdamaian. Mari kita telisik lebih jauh tentang tokoh terkenal ini melalui informasi-informasi menarik mengenai almarhum Paus Fransiskus!

1. Dahulu kala, Paus Fransiskus sempat berkarir sebagai petugas di tempat hiburan malam.

Jorge Mario Bergoglio membayar pendidikannya sendiri melalui pekerjaan sebagai pengawas diskotek di kotanya kelahiran, yaitu Kota Buenos Aires di Argentina. Hal ini mungkin terdengar mengejutkan, namun berkat profesi itu pada masa mudanya, ia memiliki fisik yang sehat dan bugar. Dia juga kerap kali mengusir para pengunjung yang sedang dalam keadaan mabuk dari tempat tersebut.

2. Beberapa bagian dari paru-paru kanan Paus Fransiskus telah dipindahkan akibat suatu penyakit.

Paus Fransiskus memiliki satu paru-paru saja yang berfungsi dengan baik. Ini karena bagian dari paru-parunya di sisi kanan telah diambil ketika dia masih remaja. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Paus Fransiskus dirinya pada tahun 2020, tepatnya sewaktu wabah global penyakit COVID-19 sedang melanda dunia.

Seperti yang dilaporkan CBS News , Paus Fransiskus sangat prihatin terhadap pandemi COVID-19 yang mengglobal waktu itu. Dia menceritakan pengalamannya ketika berumur 21 tahun, dimana dia pernah membutuhkan ventilasi buatan. Paru-parunya juga membersihkan cairan dengan bobot hingga 0,9 kilogram dan bagian dari paru-paru kanannya harus dioperasi untuk dikeluarkan.

Saat berbulan-bulan lamanya, saya tak mengetahui identitas diri sendiri, kira-kira saya bakal tetap hidup atau justru meninggal dunia, sampai para dokter juga kebingungan," terang Paus Fransiskus menceritakan cobaan yang dihadirkannya saat itu. "Suatu hari saya merengkuh pelukan ibu lalu bertanya pada beliau tentang kemungkinan kematian saya.

3. Paus Fransiskus pernah mengeluarkan album musik rock progresif

Seperti yang dijelaskan Rolling Stone , Paus Fransiskus pernah mengeluarkan sebuah album pop rock berjudul Wake Up! Pada tahun 2015. Sejujurnya, album tersebut cenderung ke dalam genre rock Progresif. Satu di antara lagunya yang berjudul "Bangun! Ayo! Maju!" termasuk dalam album tersebut.

Di samping itu, album tersebut termasuk beberapa pidato Paus Fransiskus dalam bermacam-macam bahasa, yang terintegrasi ke dalam beragam lagu. Musikknya dikomposisikan dan diaransemen oleh Tony Pagliuca dari band rock Progresif pada dekade 1970 yang dikenal sebagai Le Orme. Mungkin kau dapat menduga-duga, bagaimana ya selera musik Paus Fransiskus?

4. Paus Fransiskus menggemari tarian tango

Berdasarkan pengakuannya, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa dia menyukai aktivitas menari. Dia berkata, “Saya senang memainkan dan menari tarian tradisional Argentina bersama teman-teman sebaya saya.” Ketertarikan kuatnya pada jenis tarian tersebut telah menjadi sorotan bagi banyak pihak.

Pada masa mudanya, Paus Fransiskus gemar menari tango, suatu minat yang tetap bertahan sampai dia dewasa. “Saya sangat mencintainya,” ucapnya penuh semangat terkait tarian itu beberapa waktu sebelum dirinya menjadi Paus. Dia juga bersikeras bahwa nari tango merupakan salah satu kemampuan unggulannya. Menyambut hari jadi ke-78 beliau pada tahun 2014, Paus Fransiskus memperingati peristiwa spesial tersebut dengan melangsungkan pertunjukan tango di Lapangan Santo Petrus, sebuah momen yang disaksikan oleh ribuan penari dari seluruh dunia.

5. Paus Fransiskus dulunya adalah seorang pakar dalam bidang kimia

Di balik citranya yang sangat berpendidikan agama, Paus Fransiskus memiliki dasar pendidikan dalam bidang ilmu pengetahuan. Sebelum menjadi Paus, Jorge Mario Bergoglio sempat mengambil kursus di sekolah teknik serta mendapatkan sertifikasi sebagai seorang insinyur kimia. Tak hanya sampai disitu, dia juga pernah menjalani karier sebagai profesional di bidang kimia. Meski demikian, seperti dilaporkan National Catholic Reporter, kredensial ilmiah Paus Fransiskus tidak sehebat yang dipikirkan media.

Pada tahun 2015, berita disebarluaskan oleh media massa bahwa Paus Fransiskus memiliki gelar master dalam ilmu kimia. Namun, fakta sebenarnya adalah bahwa ia memegang sebuah titre atau gelar sarjana dari Argentina yang hanya setingkat dengan lulusan SMA serta gelar sarjana universitas.

6. Paus Fransiskus gemar bermain sepak bola

Paus Fransiskus begitu menggemari permainan sepak bola. Tim kebanggaannya adalah tim dari Liga Primer Argentina, yakni San Lorenzo. Bahkan, ia memiliki kartu anggota resmi dari klub itu sendiri, seperti yang dikisahkan. Sports Illustrated , Paus Fransiskus kerap kali berjumpa dengan para figure terkemuka di dunia sepak bola dan mengoleksi kemeja olahraga yang telah ditandatangani. Dia pun sempat bersua dengan bintang-bintangseperti Lionel Messi dan Diego Maradona.

Tahun 2016, Paus Fransiskus sempat menghadiri pertemuan dengan tim favoritnya yaitu San Lorenzo dan juga AS Roma, klub paling populer di kota tersebut, sebelum laga persahabatan antara kedua tim itu dilangsungkan. Lebih mengejutkan lagi, ternyata tidak hanya dia saja yang memiliki ketertarikan pada olahraga sepak bola; para pendahulu beliau pun tak mau kalah. Misalkan seperti Paus Benediktus XVI, ia merupakan fans setia dari klub Bundesliga asal Jerman yakni Bayern Munich. Bahkan ada cerita lain tentang Paus Yohanes Paulus II yang dulunya pernah menjadi atlet sepak bola sewaktu masih remaja.

7. Makanan favorit Paus Fransiskus apa ya?

Paus Fransiskus tidak gemar mengonsumsi hidangan berkelas atau eksklusif. Sebaliknya, ia cenderung memilih makanan biasa sehari-hari semacam salad, Ayam bersama dengan sop. Di samping itu, dia juga gemar meminum kopi ataupun secangkir wine.

Sebelum menjabat sebagai Paus, dia benar-benar hobi memasak makanannya sendiri. Setelah resmi menjadi Paus, pada satu kesempatan ia sempat berkunjung ke kantin di Vatikan dan berbagi waktu makan siang bersama para stafnya di meja yang sama, bercengkerama serta even chatting, termasuk. selfie Bersama-sama. Walaupun Paus Fransiskus menjalani kehidupan yang hemat, dia tetaplah seorang insan biasa. Bahkan, ia merindukan momen ketika bisa membeli pizza dengan bebas. Akan tetapi, dokternya menyarankan agar Paus Fransiskus mengurangi konsumsi pasta serta jenis karbohidrat lainnya.

8. Paus Fransiskus jarang menyaksikan acara TV

Pada tanggal 15 Juli 1990, hidup Jorge Mario Bergoglio mengalami momen signifikan, di mana hari tersebut menjadi penghentiannya dari menonton TV. Sebagai Paus Fransiskus, dia sudah bersumpah tak akan menyentuh TV lagi mulai detik itu hingga kini tanpa ada pelanggaran. Dia pun menjauhi dunia maya dan segala bentuk media massa lainnya. Walau begitu, ia sempat memberi tahu bahwa dirinya memaklumkan sedikit waktunya—sekitar sepuluh menit—untuk membaca koran Italia. La Repubblica , yang menjadi kebiasaannya di awal hari.

Kemudian, bagaimana Paus Fransiskus mendapatkan informasi terkini tentang sepak bola yang disayanginya kalau bukan dengan menonton TV? Ternyata, ada salah satu anggota Garda Swiss yang dipilih khusus untuk menyaksikan pertandingan klub San Lorenzo. Orang ini bertugas melaporkan kepada Paus Fransiskus tentang kemajuan dan perkembangan tim tersebut.

9. Paus Fransiskus lebih memilih untuk menetap di sebuah apartemen yang sederhana

Paus Fransiskus menyatakan bahwa dirinya tak berniat menetap di Istana Apostolik, yaitu kediaman resmi bagi Paus yang megah dan terletak di lantai tertinggi. Sebaliknya, beliau memutuskan untuk menghuni sebuah apartemen dua kamar dengan desain cukup sederhana di dalam bangunan Domus Santa Marta yang letaknya dekat dengan Basilika Santo Pietro. Ketika masih menjabat sebagai Uskopt Agung Buenos Aires, ia pun membuat keputusan serupa dengan enggan bernaungan di Palacio Episcopal lokal guna merangkul gaya hidup yang lebih rendah hati.

Di samping itu, Paus Fransiskus memilih untuk tidak menggunakan waktu liburnya di Istana Musim Panas Paus yang megah, Castel Gandolfo. Karena absennya beliau, area tersebut terkena dampak penurunan ekonomi. Untuk alasan itu, dia merombak tempat tersebut menjadikannya sebuah museum.

10. Paus Fransiskus dan foto bersama

Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang hangat dan bersedia berinteraksi dengan orang lain. selfie Namun, walaupun tak keberatan jika diajak, selfie bersama-sama, ternyata Paus Fransiskus pun ikut merasakan ketidaknyamanan akan masalah itu. Bahkan, Paus Fransiskus menyampaikan pendapatnya yang menunjukkan bahwa dia juga terganggu oleh hal tersebut. selfie merupakan pola hidup yang tidak sehat, karena dapat membuat orang menjadi cenderung menarik diri dan kehilangan koneksi dengan realitas.

Penting bagi kita untuk membimbing generasi muda agar terjun ke dalam kenyataan dunia nyata, merasakan realitasnya tanpa menghancurkan nilai-nilai positif yang mungkin tak tersedia di dunia maya," ungkap Paus Fransiskus. "Realitas ini sangat konkretnya.

11. Paus Fransiskus berbicara keras tentang masalah perubahan iklim

Seperti yang dilaporkan Vatican News Salah satu prioritas utama Paus Fransiskus adalah isu perubahan iklim. Dia aktif mengomunikasikan hal ini kepada para kepala negara di seluruh dunia. Dalam pandangan beliau, kelompok masyarakat yang merasakan dampak paling keras akibat perubahan iklim adalah mereka yang memiliki keterbatasan dan kekuatan terendah. power .

"Imbas dari pandemi serta perubahan iklim yang terus berlanjut bukan saja mengganggu keseimbangan alam, namun juga memiliki dampak pada aspek-etika, sosial, perekonomian, dan politik, hal ini pada gilirannya memberatkan beban hidup orang-orang kurang mampu dan rawan," ucapnya saat menyampaikan pidato di PBB tahun 2020 lalu.

Seperti yang diceritakan The Guardian Pada tahun 2019, Paus Fransiskus bergerak lebih maju dengan menyatakan status darurat iklim guna mendorong tindakan yang kuat dalam menghadapi perubahan iklim. Meskipun demikian, sikap beliau tentang hal ini malah menuai kritikan dari banyak politisi. Mereka meyakini bahwa persoalan perubahan iklim di luar wilayah tanggung jawab Paus Fransiskus.

12. Mengumandangkan jeda perang serta melindungi warga Palestina sebelum kehilangan nyawa

Paus Fransiskus dikenal memiliki komitmen yang kuat kepada rakyat Palestina. Dalam beberapa bulan belakangan ini, sejak awal tahun 2023, dia kerap menelepon keluarga-keluarga Katolik di Gaza pada malam hari. Menurut laporan dari Vatikan, setelah menyelesaikan panggilan tersebut, Paus biasanya akan membuat tanda salib sebagai penutup dan menyampaikan ucapan terima kasih.

Pada Januari 2025 kemarin, Paus menggambarkan peristiwa genosida di Gaza sebagai suatu bencana kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan dan memalukan. Dia dengan tegas mencela serangan-serangan terhadap penduduk awam, lebih-lebih lagi terkait anak-anak beserta rumah sakit-rumah sakit yang rusak parah.

Meski baru beberapa jam sebelum kematiannya, tepatnya pada hari Easter Sunday, Paus Fransiskus masih berkampanye untuk perdamaian, khususnya bagi wilayah yang telah luka akibat perang. Dia mengirimkan pesan persaudaraan kepada warga Gaza serta komunitas Kristennya di tempat tersebut. "Saya minta dengan sangat agar dapat diberikan jeda dalam pertempuran di Jalur Gaza," ujar Paus Fransiskus saat merayakan Easter Sunday, minggu (21 April 2025).

Rest in peace , Paus Fransiskus. Mudah-mudahan pesan-pesan perdamaian yang senantiasa beliau sampaikan dapat menjadi teladan bagi banyak insan di planet ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama